Detail Cantuman
Advanced Search
Text
101 Dosa Penulis Pemula
Tidak ada penulis yang sempurna!
Setiap penulis pasti pernah melakukan “dosa” kepenulisan dalam proses kreatifnya.
Bahkan ketika menulis buku ini, beliau sendiri melanggar bayak dosa kepenulisan. Hanya saja, karena diedit dan diperbaiki, beberapa kekhilafan sudah diinsafkan. Begitu pun, tidak mustahil ada beberapa dosa kepenulisan yang luput dan masih dilanggar dalam buku ini.
Nah, apalagi saat kita merasa sebagai penulis pemula kan? Pasti lebih banyak kekhilafan yang kita lakukan. Tapi jangan hanya karena pemula kita malah merasa wajar melakukan kesalahan itu.
Akan jauh lebih baik walaupun sebagai pemula kita mengerti aturan baku kepenulisan yang sebaiknya berpedoman pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), dan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Konten bahasa dan isinya (seperti alur, tokoh, setting, dsb) juga harus kita perhatikan.
Karena tidak menutup kemungkinan tulisan kita bisa dilirik oleh penerbit untuk dibubukan atau ketika kita menguploadnya di situs web, tulisan kita akan mudah diterjemahkan oleh google ke seluruh bahasa di dunia. Jadi pembaca tulisan kita bukan hanya orang yang mengerti bahsa indonesia saja.
Apa aja sih 101 dosa penulis pemula itu? Baik akan saya ulas sedikit ya. Kenapa sedikit? Karena kalau semua terlalu banyak, lebih baik beli dan baca bukunya langsung.
Bagian 1, Lima dosa utama: pengulangan kata atau gaya yang sama
Serangan aku adalah kesalahan paling banyak dan nyaris dilakukan semua penulis pemula yang menggunakan POV aku dalam tulisannya. Bahkan penulis profesional pun tidak jarang masih melakukan kesalahan serupa.
Perhatikan kalimat berikut: Ketika kau pulang ke rumahku, aku buka pintu rumahku dan kulihat adikku sedang tidur (ada 6 serangan aku).
Kalimat ini terlalu banyak kata aku dan ku dan sebaiknya dihilangkan sebanyak mungkin. setelah di edit, kalimat tersebut bisa menjadi lebih singkat.
Ketika pulang ke rumah, kubuka pintu dan kulihat adik sedang tidur (cuma pakai 2 aku).
Atau:
Ketika pulang ke rumah, kubuka pintu dan terlihat adik sedang tidur.
Atau :
Ketika pulang ke rumah, ku lihat adik sedang tidur.
Begitu juga dengan serangan anda, serangan nama, serangan kata sama, kecenderungan pada gaya yang sama. Sebaiknya gunakan satu atau dua saja dalam satu kalimat.
Bagian 2, lima dosa akibat klaimat tidak efektif atau tidak selektif
Seringkali penulis pemula menjelaskan sesuatu yang sudah jelas dalam tulisannya. Pemborosan kata membuat tulisan terkesan bertele-tele. misalnya :
Ketika saya masuk kedalam rumah saya, saya melihat dengan mata saya, istri saya berselingkuh.
Kalimat di atas jelas tidak efektif karena menjelaskan banyak hal yang sudah jelas. Masuk ya ke dalam mau ke mana lagi. Melihat ya dengan mata dengan apa lagi. istri saya, ya sudah jelas konteksnya di rumah sendiri tentu saja maksudnya istri sendiri, gak masuk akal membicarakan istri orang lain di rumah kita. Nah, semua ketidakefektifan itu bisa dibuang menjadi misalnya:
Ketika masuk rumah, saya melihat istri berselingkuh.
atau boleh agak panjang buat penekanan:
Ketika masuk rumah, dengan mata kepala sendiri, kulihat istri berselingkuh.
Jadi menjelaskan yang sudah jelas, menjamakkan yang sudah jamak, mengulang keterangan yang sudah diterangkan, berlebihan memberi tekanan, tidak selektif, efektif, dan bertele-tele merupakan lima dosa akibat kalimat tidak efektif atau tidak selektif.
Masih ada bahasan lain yang dikupas secara lengkap di buku ini. Kita akan diberikan contoh masalah dan juga penyelesaiannya.
Bagian 3, Empat dosa dalam ide
Di buku 101 dosa penulis pemula ini, menemukan ide merupakan langkah awal yang paling penting dalam menulis. Jika sudah menemukan sebuah ide lengkap, maka bisa dikatakan kita sudah menyelesaikan 50% proses dari sebuah tulisan. Maka diharapkan penulis pemula berpikir bagaimana caranya untuk tidak menggunakan ide biasa, pasaran dan tidak spesial; ide klise dan tidak orisinal; ide tidak menarik pasar pembaca; dan ide meniru.
Selain 3 bagian dosa diatas, masih ada 14 bagian dosa lagi. Berikut di bawah ini dosa-dosa tersebut:
Bagian 4: Delapan dosa dalam judul
Bagian 5: Delapan dosa dalam opening,
Bagian 6:Sembilan dosa dalam konflik
Bagian 7: Sembilan dosa dalam ending
Bagian 8: Tiga dosa dalam detail
Bagian 9: Lima dosa dalam narasi atau deskripsi
Bagian 10: Sebelas dosa dalam karakter
Bagian 11: Lima dosa dalam diksi dan kosa kata
Bagian 12: Tiga dosa dalam setting
Bagian 13: Sembilan dosa dalam dialog
Bagian 14: Empat dosa dalam POV
Bagian 15: Empat dosa dalam alur dan plot
Bagian 16: Empat dosa dalam pesan
Bagian 17: lima dosa terkait mental dan sikap penulis
Ketersediaan
2500039 | 808.02 ALA s | SMP MTA Library (800) | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
808.02 ALA s
|
Penerbit | AsmaNadia Publishing House : Depok., 2019 |
Deskripsi Fisik |
xiv + 350 hlm.; 20,5 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-602-9055-24-5
|
Klasifikasi |
808.02
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain